Sabtu, 27 April 2013

Fenomena yang Berhubungan dengan Teori Psikologi

Berbagai aspek Psikologi Sosial dapat diperiksa di dalam konsep luas kecerdasan, jenis kelamin, iklan, konsumen budaya, stres dan masalah psikologis yang mendefinisikan masyarakat. Menimbang perilaku konsumen, psikologi sosial menggunakan teori-teori untuk menjelaskan konsumsi meyakinkan adiktif, pengaruh iklan dan fenomena pembelian. Periklanan dipandang sebagai manipulasi psikologis halus seperti menciptakan keinginan dan kecemasan dalam konsumen potensial (Papers4you.com, 2006). Iklan dapat memiliki kedua aspek psikologis dan komersial termasuk misattribution, bias, sugesti, dan dapat dipelajari dari perspektif global atau lokal. Konsumsi organisasi dipandang sebagai berbeda dari konsumsi individu generik meskipun teori-teori psikologi motivasi manusia seperti yang Maslow dan Freud bisa menjelaskan perilaku konsumen. Namun perilaku konsumen juga dapat dipelajari dalam hal pengertian kualitas dan hubungannya dengan kepuasan pelanggan (Silva et al, 2005). Langkah-langkah objektif dari kebutuhan pelanggan, harga dan ekspektasi dari pelanggan mungkin harus dianalisis dalam model Service Quality atau Harapan. Hogg dan Garrow (2003) disorot pada aspek-aspek psikologis gender dan pengaruh pada konsumsi iklan. Iklan telah ditemukan untuk diproses dan ditafsirkan secara berbeda menurut gender dan persepsi skema. Hal ini pada gilirannya akan berhubungan dengan teori-teori psikologi gender seperti teori determinisme biologis, Teori Freudian pengembangan kepribadian teori, kognitif-perkembangan, dan teori-teori feminis. Menjembatani kesenjangan antara studi gender dan perbedaan gender dalam konsumsi dapat memberikan kita wawasan baru pada aspek sosial dan psikologis dari perilaku konsumen. Orth (2005) menunjukkan bahwa perilaku konsumen sangat tergantung pada kepribadian konsumen dan kerentanan terhadap interpersonal, pengaruh disposisi situasional konsumen seperti mengambil risiko dan rasa ingin tahu, perilaku pembelian dan frekuensi pembelian dan variabel-variabel demografis seperti usia dan jenis kelamin.

sumber

http://id.prmob.net/psikologi/sigmund-freud/ilmu-sosial-2418291.html

Minggu, 21 April 2013

Penyesuaian diri,Konsep penyesuain diri,Pengertian Stres

1.Penyesuaian diri
proses yang meliputi respon mental dan perilaku yang merupakan usaha individu untuk mengatasi dan menguasai kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, frustasi, dan konflik-konflik agar terdapat keselarasan antara tuntutan dari dalam dirinya dengan tuntutan atau harapan dari lingkungan di tempat ia tinggal.

2.Konsep Penyesuaian diri
Makna akhir dari hasil pendidikan seseorang individu terletak pada sejauh mana hal yang telah dipelajari dapat membantunya dalam penyesuaian diri dengan kebutuhan-kebutuhan hidupnya dan pada tuntutan masyarakat. Seseorang tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikan diri atau tidak mampu menyesuaikan diri, kondisi fisik, mental, dan emosional dipengaruhi dan diarahkan oleh faktor-faktor lingkungan dimana kemungkinan akan berkembang proses penyesuaian yang baik atau yang salah. Penyesuaian yang sempurna dapat terjadi jika manusia / individu selalu dalam keadaan seimbang antara dirinya dengan lingkungannya, tidak ada lagi kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan semua fungsi-fungsi organisme / individu berjalan normal. Namun, penyesuaian diri lebih bersifat suatu proses sepanjang hayat, dan manusia terus menerus menemukan dan mengatasi tekanan dan tantangan hidup guna mencapai pribadi sehat. Penyesuaian diri adalah suatu proses. Kepribadian yang sehat ialah memiliki kemampuan untuk mengadakan penyesuaian diri secara harmonis, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungannya.

3.Pengertian Stres
suatu kondisi anda yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting

Rabu, 03 April 2013

Konsep Sehat,Sejarah dan Teori Kepribdian Sehat

Pengertian sehat menurut UU Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960, Bab I Pasal 2 adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan (jasmani), rohani (mental), dan sosial, serta bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan.

Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.

Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan spiritual.
• Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
• Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.
• Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa (Allah SWT dalam agama Islam). Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang.
Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang dianutnya.
Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.
Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif, dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. 
Sumbangan terbesar Freud pada teori kepribadian adalah eksplorasinya ke dalam dunia tidak sadar dan keyakinannya bahwa manusia termotivasi oleh dorongan-dorongan utama yang belum atau tidak mereka sadari. Bagi Freud, kehidupan mental terbagi menjadi dua tingkat, alam tidak sadar dan alam sadar. Alam tidak sadar terbagi menjadi dua tingkat, alam tidak sadar dan alam bawah sadar. Alam tidak sadar (unconscious) menjadi tempat bagi segala dorongan, desakan maupun insting yang tak kita sadari tetapi ternyata mendorong perkataan, perasaan dan tindakan kita,Alam sadar (conscious), yang memainkan peran tak berarti dalam teori psikoanalisis, didefinisikan sebagai elemen-elemen mental yang setiap saat berada dalam kesadaran.