A. konsep dasar
pandangan Carl Rogers
a. Struktur kepribadian
Rogers lebih
mementingkan dinamika dari pada struktur kepribadian. Namun demikian ada tiga
komponen yang dibahas bila bicara tentang struktur kepribadian menurut Rogers,
yaitu : organisme, medan fenomena, dan self.
1) Organime,
mencakup :
a) Makhluk
hidup
Organisme adalah makhluk lengkap dengan
fungsi fisik dan psikologisnya, tempat semua pengalaman dan segala sesuatu yang
secara potensial terdapat dalam kesadar setiap saat.
b) Realitas
subjektif
Organisme menanggapi dunia seperti yang
diamati atau dialaminya. Realita adalah medan persepsi yang sifatnya subjektif,
bukan benar-salah.
c) Holisme
Organisme adalah kesatuan sistem,
sehingga perubahan pada satu bagian akan mempengaruhi bagian lain. Setiap
perubahan memiliki makna pribadi atau bertujuan, yakni tujuan mengaktualisasi,
mempertahankan, dan mengembangkan diri.
2) Medan
fenomena
Rogers
mengartikan medan fenomena sebagai keseluruhan pengalaman, baik yang internal
maupun eksternal, baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Medan fenomena
merupakan seluruh pengalaman pribadi seseorang sepanjang hidupnya.
3) Self
Self merupakan
konsep pokok dari teori kepribadian Rogers, yang intinya adalah :
a) terbentuk melalui medan fenomena dan melalui introjeksi nilai-nilai
orang tertentu;.
b) bersifat integral dan konsisten;
c) menganggap pengalaman yang tak sesuai dengan struktur self sebagai
ancaman;
d) dapat
berubah karena kematangan dan belajar.
Person Therapy Centered (Carl
Rogers)
B.
Unsur-unsur Terapi
1. Munculnya Gangguan
Rogers memandang kesehatan mental sebagai proses perkembangan
hidup alamiah, sementara penyakit jiwa, kejahatan, dan persoalan kemanusiaan
lain dipandang sebagai penyimpangan dari kecenderungan alamiah.
Teori Rogers didasarkan pada suatu "daya hidup"
yang disebut kecenderungan aktualisasi. Kecenderungan aktualisasi tersebut
diartikan sebagai motivasi yang menyatu dalam setiap diri makhluk hidup dan
bertujuan mengembangkan seluruh potensinya semaksimal mungkin. Jadi, makhluk
hidup bukan hanya bertujuan bertahan hidup saja, tetapi ingin memperoleh apa
yang terbaik bagi keberadaannya. Dari dorongan tunggal inilah, muncul
keinginan-keinginan atau dorongan-dorongan lain yang disebutkan oleh psikolog
lain, seperti kebutuhan untuk udara, air, dan makanan, kebutuhan akan rasa aman
dan rasa cinta, dan sebagainya.
2.
Tujuan
Terapi
Terapi terpusat pada klien yang dikembangkan oleh Carl R
Rogers pada tahun 1942 bertujuan untuk membina kepribadian klien secara
integral, berdiri sendiri, dan mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah
sendiri. Kepribadian yang integral adalah struktur kepribadiannya tidak
terpecah artinya sesuai antara gambaran diri yang ideal (ideal-self)
dengan kenyataan diri sebenarnya (actual-self). Kepribadian yang berdiri
sendiri atas dasar tanggung jawab dan kemampuan. Tidak bergantung pada orang lain.
Sebelum menentukan pilihan tentu individu harus memahami dirinya (kekuatan dan
kelemahan diri) dan kemudian keadaan diri tersebut harus ia terima.
3.
Peran Terapis
Carl Rogers terkenal dengan kontribusinya terhadap metode
terapi. Terapi yang dia praktikan memiliki dua nama yang sama-sama dia pakai.
Awalnya dia menyebut metodenya dengan non-direktif, sebab dia berpendapat
seorang terapis tidak seharusnya tidak mengarahkan kliennya, akan tetapi
membebaskan klien mengarahkan sendiri ke mana terapi akan berujung. Semakin
banyak pengalaman yang dia peroleh selama terapi, seorang terapis akan semakin
menyadari bahwa dia masih tetap memiliki pengaruh pada kliennya justsru karena
dia sama sekali tidak mengarahkannya. Kemudian Rogers mengganti istilah ini
dengan metode yang terpusat pada klien. Dia tetap menganggap klienlah yang
seharusnya menyatakan apa yang salah pada dirinya, berusaha memperbaikinya
sendiri, dan menentukan kesimpulan apa yang akan dihasilkan proses
terapi-terapi ini akan tetap “terpusat pada klien” meskipun dia menyadari betul
pengaruh terapis terhadap dirinya. Salah satu ungkapan yang dipakai Rogers
dalam menggambarkan bagaimana cara kerja metode terapinya ini adalah
“berusahalah mendorong dan mendukung, jangan mencoba merekonstruksi”, dan dia
juga mencontohkan dengan proses belajar mengendarai sepeda. Satu-satunya teknik
yang dikemukakan Rogers untuk menjalankan metode tersebut adalah refleksi.
Refleksi adalah pemantulan komunikasi perasaan. Kalau klien berkata saya merasa
tidak berguna, maka si terapi bisa memantulkan hal ini kembali pada klien .
C.
Teknik Terapi
Penekanan masalah ini adalah dalam hal filosofis dan sikap
konselor ketimbang teknik, dan mengutamakan hubungan konseling ketimbang
perkataan dan perbuatan konselor. Implementasi teknik konseling didasari oleh
paham filsafat dan sikap konselor tersebut. Karena itu teknik konseling Rogers
berkisar antara lain pada cara-cara penerimaan pernyataan dan komunikasi,
menghargai orang lain dan memahaminya (klien). Karena itu dalam teknik amat
digunakan sifat-sifat konselor berikut:
a.
Acceptance artinya konselor menerima klien
sebagaimana adanya dengan segala masalahnya. Jadi sikap konselor adalah
menerima secara netral.
b.
Congruence artinya karakteristik konselor adalah
terpadu, sesuai kata dengan perbuatan dan konsisten.
c.
Understanding artinya konselor harus dapat secara
akurat dan memahami secara empati dunia klien sebagaimana dilihat dari dalam
diri klien itu.
d.
Nonjudgemental artinya tidak member penilaian
terhadap klien, akan tetapi konselor selalu objektif.
Sumber:
http://ebekunt.wordpress.com/2009/06/30/kepribadian-menurut-paradigma-humanistik/
0 komentar:
Posting Komentar